Minggu, 08 November 2015
SOSIALISASI AYAM KUB DI KECAMATAN BERBAH
Beternak ayam KUB tidak hanya mampu menghasilkan daging, tetapi juga telur yang merupakan sumber gizi bagi keluarga, hal ini dikemukakan oleh Sumarjo ketua Kelompoktani Sawung Maju, ketika melakukan sosialisasi ayam KUB di pendopo kecamatan Berbah pada akhir Oktober 2015 lalu. Acara yang ditujukan untuk kegiatan pengentasan kemiskinan ini diprakarsai oleh Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) Kecamatan Berbah ini dihadiri oleh 99 orang calon pemelihara ayam KUB sekecamatan Berbah, meliputi warga desa Kalitirto, Tegaltirto, Sendangtirto, dan Jogotirto. Sementara itu Ketua BKAD, H. Tulus Yassir, menyampaikan bahwa kepada masing-masing peserta akan dibagikan sebanyak 20 ekor ayam KUB berumur 3 minggu, yang selanjutnya diharapkan dapat dipelihara sebaik-baiknya sebagai calon penghasil telur. Ayam KUB tergolong komoditas ternak
yang dapat diandalkan untuk memberi kontribusi terhadap perbaikan gizi
masyarakat. Sifat mengeram yang sudah dihilangkan menyebabkan ayam KUB dapat
bertelur secara kontinyu, dengan produktivitas 60% yang mampu menghasilkan telur sebanyak 160-180
butir /ekor/tahun.
Sabtu, 17 Oktober 2015
PERAN AKTIF POSKESWAN BERBAH
Pencegahan penyakit ayam KUB adalah program utama bagi kelompoktani Sawung Maju Desa Jogotirto kecamatan Berbah Sleman. Pengalaman beberapa tahun sebelum terbentuknya Kelompoktani Sawung maju, warga sering menderita kerugian tinggi akibat berjangkitnya penyakit ND , Gumboro maupun AI. Bila penyakit-penyakit tersebut menyerang, angka kematian dapat mencapat 70-90% dari populasi ayam kampung.
Dalam rangka menghindari angka kematian yang tinggi di wilayah pengembangan ayam KUB, maka BPTP Yogyakarta selaku pendamping teknologi kelompoktani Sawung Maju kala itu, sengaja mengadakan pelatihan vaksinasi dengan melibatkan petugas Poskeswan Berbah sebagai instruktur. Pimpinan Poskeswan Berbah Drh. Yeni kurniawati, pada kegiatan ini selanjutnya berhasil menciptakan kader-kader vaksinator yang berasal dari anggota kelompoktani Sawung Maju. Kerjasama makin terjalin baik melalui kehadiran poskeswan dalam pertemuan triwulan kelompoktani Sawung Maju, sehingga keluhan anggota yang berkaitan dengan kesehatan ayam KUB dapat direspon dengan cepat. Kunjungan yang bersifat insidentil sering pula dilakukan, terutama sebagai langkah cepat tanggap terhadap kasus-kasus penyakit yang dilaporkan oleh ketua Kelompoktani Sawung Maju, bila perlu bahkan ditndak lanjuti dengan pengiriman sample hewan sakit ke laboratorium.
Senin, 17 Agustus 2015
YANG MUDA YANG BETERNAK AYAM KUB
Hari ini ada tamu istimewa yang berkunjung ke sekretariat kelompoktani Sawung Maju di desa Jogotirto Kecamatan Berbah. Namanya Rizki Pangestu, siswa kelas dua di SMP Negeri 2 Berbah. Kehadiran rizki diantar oleh ayahnya untuk membeli DOC ayam KUB, memang tak banyak jumlahnya...hanya 20 ekor, namun minat anak muda ini membuat beberapa anggota kelompoktani terkagum. Tidak mau kalah dengan sang ayah, Rizki membayar DOC yang dibelinya dengan uang sakunya sendiri.Semoga sukses Rizki.
Tidak banyak anak muda yang tertarik untuk beternak ayam, tapi Rizki ingin mengisi waktu luangnya dengan beternak ayam KUB
KELOMPOKTANI SAWUNG MAJU IKUTI PAMERAN GELAR POTENSI PERTANIAN DI BP3K KECAMATAN BERBAH
UPT Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) wilayah VII Berbah dan Depok Sleman DI Yogyakarta, pada 28-29 Juli 2015 menyelenggarakan pameran dalam rangka Gelar Potensi Pertanian Perikanan dan Kehutanan, kegiatan ini ditujukan untuk fasilitasi keberadaan potensi, ketersediaan teknologi, komoditas maupun berbagai produk yang telah mampu dihasilkan oleh kelompoktani, sehingga dapat diketahui dan diakses oleh masyarakat luas. Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi wahana untuk membantu memperluas pemasaran bagi produk kelompoktani.
Kelompoktani sawung Maju ikut serta memeriahkan pameran dengan menampilkan materi tunggal yaitu Ayam KUB, dengan menyuguhkan contoh induk dan pejantan ayam KUB, DOC ayam KUB, anak ayam KUB umur 2,3,dan 4 minggu, mesin penetas buatan sendiri, probiotik (jamu Ayam), contoh pakan yang digunakan peternak, kompos berbahan dasar kotoran ayam KUB, dilengkapi pula dengan brosur cara pemeliharan ayam KUB yang banyak diminati para pengunjung.
Apa yg diperoleh selama dua hari pameran ? Yang jelas ada yang beli DOC, terima pesanan anak ayam umur 2-4 minggu, ada yang pesan mesin tetas, ada yang mengundang untuk sosialisasi ayam KUB, ada yang akan berkunjung ke home base kelomter, ada pula yang minta pelatihan.... Alhamdulillah...
Minggu, 17 Mei 2015
PETERNAK HARUS MAMPU MENJUAL
Pertanyaan paling sering saya temui ketika ada tamu berkunjung ke sekretariat kelompoktani Sawung Maju adalah : "Apakah kelompoktani Sawung Maju bersedia menampung hasil panen ayam KUB untuk dipasarkan ?" Saya sering merasa prihatin dengan pertanyaan semacam ini, pertanyaan yang mengandung kekhawatiran dan ketidakmampuan untuk menjual hasil produksi. Padahal ayam kampung adalah komoditas yang mudah dijual karena citarasa dagingnya digemari banyak orang. Mengapa pengusaha Indonesia berdarah Tionghwa lebih mampu menjual produknya ? Mungkin informasi berikut dapat bermanfaat bagi anda.
Beberapa kekurangan kita dibanding mereka antara lain :
1. Kebiasaan berdagang sudah ditekuni sejak lama, bahkan terkadang sejak kanak-kanak telah terbiasa membantu orang tua berdagang.
2. Umumnya petani kita hanya enggan menawarkan produknya, lebih senang menunggu pedagang pengumpul mendatangi kita untuk membeli barang yang kita hasilkan. Pedagang Tionghwa bersifat proaktif dan mau jemput bola.
3. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Kerja keras, ulet dan tahan uji
5. Sempatkan mencatat dan mengontrol barang dagangan.
6. Hemat dan penuh perhitungan dalam pengeluaran uang
7. Sebagian keuntungan untuk pengembangan modal
8. Selalu memperluas relasi dan berusaha mengenal karakter konsumen.
9. Cermat dalam perencanaan dan berani mengambil resiko/spekulasi
10. Mengupayakan pemilikan dan ketersediaan sarana transportasi
11. Efisien dalam penggunaan sarana transportasi, berangkat membawa barang untuk dijual, pulang membeli kebutuhan toko.
12. Membina jaringan komunikasi perdagangan
13. Menjaga keramahan terhadap konsumen.
14. Melayani konsumen yang datang lebih awal dan menghindari terjadinya antrian panjang
15. memberi layanan antar barang
16. Diversifikasi usaha
17. Gencar dalam promosi.
18. Tidak takut untuk bersaing
19. Berusaha tepat waktu dan taat terhadap perjanjian dengan konsumen
20. Menghargai jasa perantara yang mampu memberi peluang order bisnis.
21. Menjaga hubungan harmonis dengan karyawan, namun tak segan memberi sangsi tegas terhadap karyawan yang melakukan kesalahan berat.
22. Untung sedikit tetapi omzet besar, sehingga perputaran barang cepat.
23. Memberi discount terhadap konsumen yang membeli dalam jumlah besar.
24. Anggota keluarga terlibat dan mengetahui seluk-beluk bisnis yang dilakukan.
25. Subsidi silang antara barang kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder
26. Memberi layanan kredit dengan pembayaran maksimum pada awal bulan atau akhir bulan.
27. Cepat dalam menangkap peluang dan direalisasi secara cepat pula
28. berusaha memberi informasi yang benar tentang kualitas barang yang akan dibeli konsumen.
29. Saling membantu dilingkungan keluarga maupun di kalangan relasi bisnis.
30. Menjaga kuat rahasia bisnis terhadap pihak luar.
31. Menerapkan pola pikir sederhana, tidak membuat rumit keadaan.
32. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak hanya pasrah terhadap keadaan.
33. "Kegagalan" adalah bagian dari proses belajar sehingga tidak takut untuk mengulang.
34. Saling membantu sesama relasi bisnis yang dipercaya.
35. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh orang lain.
36. Fokus terhadap bisnis yang ditekuni.
MENGAPA HARUS VAKSINASI ?
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ND, Gumboro, maupun AI. Satu-satunya cara yang efektif untuk melakukan tindakan pencegahan ialah melakukan vaksinasi, yaitu memberi dan meningkatkan ketahanan tubuh sejak usia dini dan dilakukan secara terjadwal. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus sering kali menimbulkan angka kematian hingga 80-90%. Harga vaksin ND hanya Rp 14.000 per 200 ekor, atau setara dengan Rp 70,- per ekor, vaksin Gumboro A Rp 18.000 per 100 ekor atau setara Rp 180,- per ekor. Untuk vaksin Gumboro B agak lebih mahal yaitu Rp 20.000 per 100 ekor atau setara Rp 200,- per ekor. Seandainya kita memiliki 30 ekor induk, maka biaya yang dibutuhkan untuk melakukan vaksinasi tidaklah terlalu mahal, tetapi jika tanpa vaksinasi kemudian terserang penyakit hingga mengalami kematian induk dalam jumlah
yang tinggi,maka dapat kita hitung kerugian yang kita alami. Kalau harga induk rata-rata Rp 70.000 / ekor, maka 90% X 30 induk X Rp 70.000 = Rp 1.890.000,-. melalui perhitungan tersebut anda dapat menentukan pilihan, mengeluarkan biaya Rp 14.000 atau kehilangan Rp 1.890.000,-.....
yang tinggi,maka dapat kita hitung kerugian yang kita alami. Kalau harga induk rata-rata Rp 70.000 / ekor, maka 90% X 30 induk X Rp 70.000 = Rp 1.890.000,-. melalui perhitungan tersebut anda dapat menentukan pilihan, mengeluarkan biaya Rp 14.000 atau kehilangan Rp 1.890.000,-.....
Gb 2. Mencoba melakukan vaksinasi
Gb 3. Vaksinasi dari rumah ke rumah
KENAPA MEMILIH AYAM KAMPUNG ?
Jawabannya sederhana saja, ayam kampung itu satu-satunya ternak yang bisa
dibudidayakan dengan biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat kecil. Kita
bisa mulai dari memelihara beberapa indukan. Kalau tak ada uang untuk beli
indukan ya beli saja ayam dara dan dibesarkan hingga jadi induk produktif. Ayam
dara masih dirasa mahal dan tak terjangkau ? Anda tinggal membeli DOC atau
anakan yang harganya jauh lebih murah dibanding ayam dara. Harga DOC masih
tinggi ? itu masalah mudah, anda tinggal berkeliling untuk membeli telur tetas
dan dititipkan untuk dierami oleh induk ayam milik sanak saudara atau tetangga.
Inilah istimewanya ayam kampung. Jadi sebenarnya modal utama untuk beternak
kampung bukanlah uang, tetapi tekad dan semangat yang kuat.
Ayam kampung bisa dipelihara di mana saja, dari lahan pantai hingga ke
lereng pegunungan, cocok untuk kehidupan dan perkembangbiakan ayam kampung. Tak perlu khawatir tentang pemasarannya, karena citarasa daging sangat digemari masyarakat. Dwi Marwanto, SE mengungkapkan bahwa sejak dulu kita sering mendengar wabah penyakit yang banyak menimbulkan
kematian bagi ayam kampung, tapi ayam kampung tetap handal dan tak pernah
punah, bagaikan mati seratus beranak seribu. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering menyebabkan terjadinya angka kematian tinggi pada ayam kampung, antara lain ND (tetelo), Gumboro, dan Avian Influenze (AI). Namun saat ini kita dapat melakukan tindakan pencegahan melalui vaksinasi. Vaksin ND dan gumboro mudah dibeli di kios penjual sarana produksi peternakan.
Jenis ayam kampung yang tergolong ayam asli Indonesia antara lain ayam Kedu, ayam Pelung, ayam Sentul, Para peneliti di Balai Penelitian Ternak bahkan berhasil melakukan persilangan antara beberapa jenis ayam lokal Indonesia, dan setelah melakukan seleksi selama 6 generasi, hasil penelitian tersebut dikenal dengan Ayam Kampung Unggul Balibangtan (KUB).
Ayam KUB
- Merupakan hasil seleksi genetik yang dikembangkan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitian Ternak.
- Warna bulu beragam sebagaimana umumnya ayam
kampung
- Cita rasa dan kualitas daging tidak berbeda
dengan ayam kampung biasa.
- Sifat mengeram sudah dihilangkan hingga 90%, sehingga
produktivitas telur mampu mencapai 140-160 butir/tahun.
- Bertelur pertama kali pada umur 5-5,5 bulan.
- Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi
- Pada umur 70 hari dapat
mencapai bobot hidup 0,8 - 0,9 kg. Konsumsi pakan selama 70 hari berkisar
antara 2 kg/ekor.
Seksi Usaha dan Pemasaran :
- Dwi Marwanto, SE (HP 0813 2805 8292)
- Suyatin (HP 0878
3937 6460)
MENGENAL KELOMPOK TANI SAWUNG MAJU
Pada tahun 2013 Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Yogyakarta akan mengembangkan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan
(KUB) di D.I Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, desa Jogotirto dinilai
memiliki potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang dapat mendukung
pengembangan ayam KUB. Selanjutnya masyarakat di Padukuhan
Karongan Desa Jogotirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta, yang sebelumnya juga telah terbiasa memelihara
ayam kampung sepakat membentuk Kelompok tani Sawung Maju, dengan jumlah anggota 15 orang yang bergerak
dalam bidang budidaya ayam KUB. Mulai berdiri April 2013 dan dikukuhkan menjadi
kelompoktani kelas pemula pada 30 Januari 2014.
Diawali dengan memelihara 300 ekor anakan kualitas parentstock umur 1
bulan yang selanjutnya menjadi 228 induk dan 68 pejantan,
total populasi indukan kini telah berkembang menjadi 900 ekor yang tersebar di
seluruh anggota. Pemilikan indukan per anggota bervariasi antara 20-75 ekor,
dengan jumlah pejantan 20% dari populasi Induk (sex ratio 1 : 5). Sejak 2013
hingga 2014 pendampingan teknologi dilakukan oleh BPTP Yogyakarta.
Ketua Kelompoktani Sawung Maju,
Sumarjo, menyampaikan bahwa kegiatan utama dari kelompok ini adalah penjualan
anakan umur 1 hari yang dikenal dengan istilah Day Old Chicks (DOC) Produksi
DOC saat ini baru mencapai 400-500 ekor per minggu. Proses penetasan
menggunakan mesin tetas sederhana yang telah mampu dibuat sendiri oleh anggota
Kelompoktani. Total mesin tetas ada 35 buah, dengan rata-rata pemilikan 2-3
buah mesin tetas per anggota. Kapasitas mesin tetas bervariasi antara 100, 200,
400 butir. Sekitar 2-3 bulan mendatang diharapkan produksi telur akan meningkat
seiring dengan berproduksinya calon induk yang ada. Kelebihan DOC yang tidak
terjual dipelihara oleh anggota kelompoktani untuk dibesarkan selama 70 hari
sampai mencapai ukuran konsumsi dengan bobot 0,9-1,0 kg. (RudyHarwono)
Gb 1. Sekretariat Kelompoktani Sawung Maju desa Jogotirto Kec. Berbah Sleman
Gb 2. Pembesaran ayam KUB umur 70 hari siap panen
Gb 3. Anak Ayam dalam kandang box sampai umur 4 minggu
Gb 4. Ketua Kelompoktani Sawung Maju, Sumarjo, menjelang wawancara dengan salah satu stasiun TV
- Seksi Usaha dan Pemasaran :
- Dwi Marwanto, SE (HP 0813 2805 8292)
- Suyatin (HP 0878
3937 6460)
PROFIL KELOMPOK TANI SAWUNG MAJU DESA JOGOTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN
Kelompoktani Sawung Maju beranggotakan 15 orang peternak ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB), beralamat di Padukuhan Karongan Desa Jogotirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta. Berdiri tanggal 11 Mei 2013, dan dikukuhkan menjadi Kelompok tani Kelas Pemula pada 30 Januari 2014. Pengurus Kelompoktani Sawung Maju terdiri dari Sumarjo (Ketua ), Syaefudin Zuhri, SIP, M.Eng (Sekretaris), Wawan Widianto, SP (Bendahara), Sigit Prayitno, Suyatin (Seksi Kesehatan Ternak),Ngatija, Tinggal agung (Seksi Humas), Suhartono, Said Abdilah (Seksi Penetasan), adapun Seksi Usaha dan Pemasaran ialah Dwi Marwanto, SE (HP 0813 2805 8292), dan Suyatin (HP 0878 3937 6460). Pembina dari kegiatan ini adalah Aris Warsito dan Sunglen Yasir. Penasehat Teknis : Ir. Rudy Harwono, MP
Visi :
Mewujudkan petani terampil dan mandiri
berbasis sumberdaya lokal
-
Meningkatkan kemampuan anggota kelompoktani dalam usahaternak ayam KUB - Meningkatkan pendapatan keluarga peternak,
- Meningkatkan kemampuan anggota kelompoktani dalam pemasaran dan pasca panen ayam KUB
- Meningkatkan kemampuan anggota kelompoktani dalam pemasaran dan pasca panen ayam KUB
Bidang usaha yang dipilih adalah budidaya Ayam KUB, khususnya Penjualan DOC Ayam KUB, Penjualan anak Ayam KUB (Umur 2 minggu, 3 minggu,dan Umur 4 minggu), Pembesaran dan penjualan ayam ukuran konsumsi, Penjualan daging ayam KUB. Penjualan produk olahan berbasis daging ayam KUB, dikelola oleh
ibu-ibu KWT Sawung Maju (Ayam Goreng kremes dan Ayam Ingkung). Selain itu Kelompoktani Sawung Maju juga memasarkan mesin tetas buatan sendiri.
Populasi Ternak
Dari 220 induk di tahun 2013, kini jumlah induk yang ada di Kelompoktani Sawung Maju ada 900 ekor, dengan pemilikan ternak per anggota yang berkisar antara 20-75 ekor induk dan 4-12 ekor pejantan. Pengembangan jumlah induk
akan terus dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Gambar 1. Pembangunan kandang tahun 2012
Gambar 2. Ayam KUB milik salah satu anggota kelompoktani Sawung Maju
Gambar 3. Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo, M.Si, didampingi Widi Sutikno Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, Dr. Sudarmaji ketika singgah untuk melihat aktivitas kelompoktani Sawung Maju
Langganan:
Postingan (Atom)