Minggu, 17 Mei 2015

KENAPA MEMILIH AYAM KAMPUNG ?

Jawabannya sederhana saja, ayam kampung itu satu-satunya ternak yang bisa dibudidayakan dengan biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat kecil. Kita bisa mulai dari memelihara beberapa indukan. Kalau tak ada uang untuk beli indukan ya beli saja ayam dara dan dibesarkan hingga jadi induk produktif. Ayam dara masih dirasa mahal dan tak terjangkau ? Anda tinggal membeli DOC atau anakan yang harganya jauh lebih murah dibanding ayam dara. Harga DOC masih tinggi ? itu masalah mudah, anda tinggal berkeliling untuk membeli telur tetas dan dititipkan untuk dierami oleh induk ayam milik sanak saudara atau tetangga. Inilah istimewanya ayam kampung. Jadi sebenarnya modal utama untuk beternak kampung bukanlah uang, tetapi tekad dan semangat yang kuat.
Ayam kampung bisa dipelihara di mana saja, dari lahan pantai hingga ke lereng pegunungan, cocok untuk kehidupan dan perkembangbiakan ayam kampung. Tak perlu khawatir tentang pemasarannya, karena citarasa daging sangat digemari masyarakat. Dwi Marwanto, SE mengungkapkan bahwa sejak dulu kita sering mendengar wabah penyakit yang banyak menimbulkan kematian bagi ayam kampung, tapi ayam kampung tetap handal dan tak pernah punah, bagaikan mati seratus beranak seribu. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering menyebabkan terjadinya angka kematian tinggi pada ayam kampung, antara lain ND (tetelo), Gumboro, dan Avian Influenze (AI). Namun saat ini kita dapat melakukan tindakan pencegahan melalui vaksinasi. Vaksin ND dan gumboro mudah dibeli di kios penjual sarana produksi peternakan.
Jenis ayam kampung yang tergolong ayam asli Indonesia antara lain ayam Kedu, ayam Pelung, ayam Sentul,  Para peneliti di Balai Penelitian Ternak bahkan berhasil melakukan persilangan antara beberapa jenis ayam lokal Indonesia, dan setelah melakukan seleksi selama 6 generasi, hasil penelitian tersebut dikenal dengan Ayam Kampung Unggul Balibangtan (KUB). 

 Ayam KUB
- Merupakan hasil seleksi genetik yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Penelitian Ternak.
- Warna bulu beragam sebagaimana umumnya ayam kampung
- Cita rasa dan kualitas daging tidak berbeda dengan ayam kampung biasa.
- Sifat mengeram sudah dihilangkan hingga 90%, sehingga produktivitas telur mampu mencapai 140-160 butir/tahun.
- Bertelur pertama kali pada umur 5-5,5 bulan.
- Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi
- Pada umur  70 hari dapat mencapai bobot hidup 0,8 - 0,9 kg. Konsumsi pakan selama 70 hari berkisar antara 2 kg/ekor. 



 Seksi Usaha dan Pemasaran     :  
- Dwi Marwanto, SE                     (HP 0813 2805 8292)
- Suyatin                                     (HP 0878 3937 6460)

1 komentar: