Pertanyaan paling sering saya temui ketika ada tamu berkunjung ke sekretariat kelompoktani Sawung Maju adalah : "Apakah kelompoktani Sawung Maju bersedia menampung hasil panen ayam KUB untuk dipasarkan ?" Saya sering merasa prihatin dengan pertanyaan semacam ini, pertanyaan yang mengandung kekhawatiran dan ketidakmampuan untuk menjual hasil produksi. Padahal ayam kampung adalah komoditas yang mudah dijual karena citarasa dagingnya digemari banyak orang. Mengapa pengusaha Indonesia berdarah Tionghwa lebih mampu menjual produknya ? Mungkin informasi berikut dapat bermanfaat bagi anda.
Beberapa kekurangan kita dibanding mereka antara lain :
1. Kebiasaan berdagang sudah ditekuni sejak lama, bahkan terkadang sejak kanak-kanak telah terbiasa membantu orang tua berdagang.
2. Umumnya petani kita hanya enggan menawarkan produknya, lebih senang menunggu pedagang pengumpul mendatangi kita untuk membeli barang yang kita hasilkan. Pedagang Tionghwa bersifat proaktif dan mau jemput bola.
3. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Kerja keras, ulet dan tahan uji
5. Sempatkan mencatat dan mengontrol barang dagangan.
6. Hemat dan penuh perhitungan dalam pengeluaran uang
7. Sebagian keuntungan untuk pengembangan modal
8. Selalu memperluas relasi dan berusaha mengenal karakter konsumen.
9. Cermat dalam perencanaan dan berani mengambil resiko/spekulasi
10. Mengupayakan pemilikan dan ketersediaan sarana transportasi
11. Efisien dalam penggunaan sarana transportasi, berangkat membawa barang untuk dijual, pulang membeli kebutuhan toko.
12. Membina jaringan komunikasi perdagangan
13. Menjaga keramahan terhadap konsumen.
14. Melayani konsumen yang datang lebih awal dan menghindari terjadinya antrian panjang
15. memberi layanan antar barang
16. Diversifikasi usaha
17. Gencar dalam promosi.
18. Tidak takut untuk bersaing
19. Berusaha tepat waktu dan taat terhadap perjanjian dengan konsumen
20. Menghargai jasa perantara yang mampu memberi peluang order bisnis.
21. Menjaga hubungan harmonis dengan karyawan, namun tak segan memberi sangsi tegas terhadap karyawan yang melakukan kesalahan berat.
22. Untung sedikit tetapi omzet besar, sehingga perputaran barang cepat.
23. Memberi discount terhadap konsumen yang membeli dalam jumlah besar.
24. Anggota keluarga terlibat dan mengetahui seluk-beluk bisnis yang dilakukan.
25. Subsidi silang antara barang kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder
26. Memberi layanan kredit dengan pembayaran maksimum pada awal bulan atau akhir bulan.
27. Cepat dalam menangkap peluang dan direalisasi secara cepat pula
28. berusaha memberi informasi yang benar tentang kualitas barang yang akan dibeli konsumen.
29. Saling membantu dilingkungan keluarga maupun di kalangan relasi bisnis.
30. Menjaga kuat rahasia bisnis terhadap pihak luar.
31. Menerapkan pola pikir sederhana, tidak membuat rumit keadaan.
32. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak hanya pasrah terhadap keadaan.
33. "Kegagalan" adalah bagian dari proses belajar sehingga tidak takut untuk mengulang.
34. Saling membantu sesama relasi bisnis yang dipercaya.
35. Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh orang lain.
36. Fokus terhadap bisnis yang ditekuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar